Tampilkan postingan dengan label Beyond Paradoxes. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Beyond Paradoxes. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 Maret 2021

[Hadrianus Tedjoworo] Part 2 Beyond Paradoxes

  Video Di Situs Ini Telah Dibuat Anti Intrupsi Iklan
Part 2 
Beyond Paradoxes
PIPUNPAR
Bagian pertama materi tentang ‘Beyond Paradoxes’ telah mengajak untuk merilekskan hermeneutika kita, yakni dengan mengurangi dominasi rasio. Ada kekuatan imajinasi dalam kesadaran kita, yang sangat dekat dengan pengalaman kita akan realitas.

Memandang, yang berarti ‘mengalami’, dunia yang terfragmentasi ini, artinya: kita mulai belajar dari realitas, membiarkan diri kita berelasi dengan kenyataan dan membiarkan kesadaran kita diinspirasi oleh realitas.

Mari kita ingat apa yang pernah dikatakan Aristoteles, bahwa seorang jenius ialah sosok yang mampu menemukan keterkaitan dalam berbagai hal yang ‘tampaknya’ paradoksal. Pada titik kesadaran itu, orang akan mengalami kembali kekaguman, yang mengawali setiap bentuk ketersingkapan kebenaran (aletheia). Jadi, pikiran kita tidak harus bekerja keras setiap saat, karena di hadapan realitas, kita diundang untuk menerima & mengalaminya.

Narasumber:
Dr. Hadrianus Tedjoworo, OSC., S.Ag., STL.
Dosen Jurusan Ilmu Filsafat
Fakultas Filsafat
Universitas Katolik Parahyangan

Tim Produksi:
Pusat Inovasi Pembelajaran UNPAR
90's Studio

[Part 1] Beyond Paradoxes - Dr. Hadrianus Tedjoworo, OSC., S.Ag., STL

 Video Di Situs Ini Telah Dibuat Anti Intrupsi Iklan
[Part 1] 
*Beyond Paradoxes* 
Dr. Hadrianus Tedjoworo, OSC., S.Ag., STL
PIPUNPAR
*Bagian pertama materi tentang ‘Beyond Paradoxes’ telah mengajak untuk merilekskan hermeneutika kita, yakni dengan mengurangi dominasi rasio. Ada kekuatan imajinasi dalam kesadaran kita, yang sangat dekat dengan pengalaman kita akan realitas.*

Memandang, yang berarti ‘mengalami’, dunia yang terfragmentasi ini, artinya: kita mulai belajar dari realitas, membiarkan diri kita berelasi dengan kenyataan dan membiarkan kesadaran kita diinspirasi oleh realitas.

*Mari kita ingat apa yang pernah dikatakan Aristoteles, bahwa seorang jenius ialah sosok yang mampu menemukan keterkaitan dalam berbagai hal yang ‘tampaknya’ paradoksal. Pada titik kesadaran itu, orang akan mengalami kembali kekaguman, yang mengawali setiap bentuk ketersingkapan kebenaran (aletheia). Jadi, pikiran kita tidak harus bekerja keras setiap saat, karena di hadapan realitas, kita diundang untuk menerima & mengalaminya.*

Narasumber:
Dr. Hadrianus Tedjoworo, OSC., S.Ag., STL.
Dosen Jurusan Ilmu Filsafat
Fakultas Filsafat
Universitas Katolik Parahyangan

Tim Produksi:
Pusat Inovasi Pembelajaran UNPAR
90's Studio

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India